Minggu, 16 Mei 2010

Macam-macam penyakit cacar

dr.Martin Leman

Kebanyakan orang pasti pernah mendengar istilah penyakit cacar. Namun kenyataannya tidak semua orang tahu secara persis penyakit apa yang dimaksud. Belum lagi ada istilah yang semakin campur aduk, antara penyakit cacar, cacar air, cacar ular, dan cacar monyet. Berikut ini uraian singkat mengenai penyakit-penyakit tersebut yang serupa tapi sesungguhnya tidaklah sama :


Cacar
Penyakit cacar dalam bahasa medis disebut variola, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut small pox. Penyakit yang disebabkan oleh virus poks (pox virus) ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan sangat mudah menular. Gejala yang terjadi bagi yang terinfeksi adalah demam, dan muncul gelembung-gelembung berisi nanah secara serentak di kulit daerah wajah, tangan, kaki, dan akhirnya seluruh tubuh. Penyakit ini kerap berakibat fatal, terutama bila mengenai bayi atau lanjut usia. Bagi yang bisa sembuh pun, akan memberikan bekas di kulit berupa bopeng-bopeng.


Untungnya, penyakit ini sudah tidak ada lagi dunia. Di abad 19, seluruh dunia berupaya memberantas penyakit ini dengan imunisasi. Di wilayah Indonesia, imunisasi cacar telah dilakukan sejak tahun 1856, oleh Pemerintahan Hindia � Belanda. Setelah proses yang panjang dan penuh kerja keras, akhirnya penyakit ini tidak ditemukan lagi di Indonesia sejak tahun 1974 dan selanjutnya WHO menetapkan Indonesia bebas dari cacar. Berkat kerjasama seluruh dunia, akhirnya tahun 1980 pun dunia dinyatakan sudah bebas dari penyakit cacar.


Seiring dengan musnahnya penyakit cacar ini, akhirnya sejak saat itu tidak lagi diperlukan vaksinasi cacar. Berita dan pembahasannya pun makin lama makin menghilang. Tak heran, akhirnya ada juga sebagian orang awam yang tidak pernah mendengar dan asing dengan penyakit cacar ini.


Cacar Air
Cacar air, walaupun namanya mirip dengan cacar, merupakan penyakit yang berbeda. Cacar air, dalam bahasa medisnya disebut �varisela�, dan dalam bahasa Inggris dinamai chicken pox. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama virus varisela-zoster.


Serupa dengan cacar, gejala yang muncul sama-sama ada demam. Akan tetapi perbedaan terdapat pada gelembung yang muncul kecil-kecil dan tidak serentak, yang dimulai dari bagian tubuh penderita lalu menjalah ke anggota tubuh lainnya. Secara umum, penyakit cacar air ini jauh lebih ringan dan tidak seberbahaya penyakit cacar.


Vaksinasi penyakit ini sesungguhnya sudah ada cukup lama, namun hingga kini belum banyak dilakukan di Indonesia. Vaksinasi cacar air sampai hari ini belum menjadi bagian dari program imunisasi dasar yang diwajibkan, mengingat biayanya yang masih mahal sehingga tidak semua orang mampu menjangkaunya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini menjadwalkan pemberian imunisasi cacar air ini bagi anak usia 10 tahun ke atas, bila memang belum terkena cacar air. Namun jika dikehendaki dan memang mampu, vaksin sudah boleh diberikan setelah usia 1 tahun, dan diulang 10 tahun kemudian untuk melindunginya saat dewasa.


Cacar Ular
Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular. Cacar ular adalah nama awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit ini merupakan bentuk reaktivasi penyakit cacar air (varisela) yang pernah diderita seseorang sebelumnya.


Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster untuk pertama kali, maka akan timbul penyakit cacar air. Setelah sembuh, virus tersebut tidaklah musnah seluruhnya dari tubuh penderita, melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di ganglion saraf tepi penderitanya. Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat sewaktu-waktu muncul kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.


Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang memang tidak mengalami penyakit Herpes Zoster. Hal ini disebabkan daya tahan tubuh yang baik yang dapat menekan virus ini berkembang. Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang menurun, tak jarang penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang.


Gejala yang terjadi pada penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar air, yaitu terjadi demam dan badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus penyebabnya sama. Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok yang menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi tubuh. Mungkin karena gambaran kelainan yang seperti gambar ular ini, maka ada yang menemakannya cacar ular. Sebenarnya gelembung ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling sering adalah dari punggung ke bagian dada.


Ada mitos yang mengatakan, bila deretan gelembung muncul dari kedua sisi tubuh, dan kedua ujungnya bertemu, maka akan fatal akibatnya. Mitos ini tidaklah tepat, namun ada unsur benarnya juga. Yang jelas, deretan gelembung memang umumnya muncul hanya di salah satu sisi saja. Bila sampai muncul di kedua sisi, berarti infeksi yang terjadi sangat berat, dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk. Tentunya kondisi fisik yang demikian ini memang memiliki risiko yang bisa berakibat fatal. Walaupun jarang, kasus seperti ini dapat dijumpai pada penderita yang mendapat terapi imunosupresan (penekanan sistem kekebalan tubuh) dosis tinggi dalam jangka panjang atau pada penderita HIV / AIDS.


Cacar Monyet
Istilah cacar monyet memang relatif tidak sepopuler istilah cacar lainnya yang telah disebutkan di atas. Penyakit ini nama ilmiahnya adalah impetigo bulosa, atau ada pula yang menamakan impetigo vesikulo-bulosa. Berbeda dengan jenis cacar lainnya yang disebabkan karena infeksi virus, cacar monyet ini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.


Secara klinis, penderita tidak mengalami demam ataupun gejala umum seperti pada cacar air ataupun herpes zoster. Gejala yang didapatkan adalah adanya gelembung yang munculnya terutama di ketiak, dada, dan punggung. Gelembung yang muncul ini cepat pecah dan jumlahnya tidak begitu banyak, namun kerap kali disertai pula oleh miliaria (biang keringat).


Penyakit ini memang tidaklah seberat penyakit lainnya, karena terbatas pada lapisan kulit saja. Namun tentunya tidak berarti tidak perlu diobati. Apalagi karena yang menjadi penyebab adalah bakteri, yang untuk memusnahkannya diperlukan obat antibiotika yang dioleskan pada tempat yang terkena.


Ada yang mengatakan, penyakit ini disebut cacar monyet, sebab kelainan yang tampak di kulit memang bagi orang awam sedikit banyak mirip dengan penyakit cacar. Sedangkan asal usul dikaitkan dengan monyet, konon karena umumnya kulit terasa gatal sekali dan kerap menyebabkan penderitanya menggaruk-garuk tubuhnya terus menerus�.. seperti monyet.

0 komentar:

Posting Komentar